Tiga mahasiswa kreatif berhasil mengharumkan nama kampus dengan menorehkan juara di ajang nasional. Mereka adalah Muhana Naufal A (NIM 23.01.4989), Nazwan Damar Fadilah (NIM 23.11.5882), dan Berliana Kharisma N (NIM 22.11.4692). Dua dari tiga mahasiswa tersebut berasal dari Program Studi Informatika Universitas Amikom Yogyakarta. Ketiganya berhasil meraih Juara 3 tingkat nasional pada kompetisi INFINITERA 1.0, yang diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Teknik Informatika (HMTIF) Universitas Sultan Agung Semarang.
Kompetisi bergengsi ini mempertemukan tim-tim terbaik dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia. Ketiga mahasiswa ini berkompetisi di cabang Web Programming, dan membuktikan kapasitas mereka lewat karya inovatif yang mereka beri nama KARDIA.

KARDIA bukan sekadar proyek biasa. Produk juara ini merupakan sistem berbasis web yang dirancang untuk membantu proses skrining penyakit jantung secara dini, khususnya untuk memprediksi potensi seseorang terkena penyakit jantung dalam kurun waktu 10 tahun ke depan. Teknologi ini sangat relevan di tengah meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya deteksi dini terhadap penyakit tidak menular seperti penyakit jantung.
Yang membuat KARDIA istimewa adalah pemanfaatan AI dengan metode SCORE2, yaitu metode ilmiah yang sudah terbukti dalam memprediksi risiko penyakit jantung. Tak hanya itu, KARDIA dibangun dengan teknologi modern dan terintegrasi, yaitu:
- Laravel sebagai backend,
- React sebagai frontend,
- MySQL sebagai sistem basis data,
- serta integrasi GEMINI API untuk memperkuat analisis hasil kalkulasi SCORE2.
Kombinasi ini membuat KARDIA tak hanya fungsional, tetapi juga andal dari sisi teknis dan keilmuan.
KARDIA, Bukan Sekadar Proyek Tugas
Dalam proses pengembangannya, ketiga mahasiswa juara ini tidak hanya fokus pada aspek teknis, tetapi juga mempertimbangkan sisi kebermanfaatan bagi masyarakat. Mereka melakukan riset kecil-kecilan, membaca berbagai literatur medis, hingga mempelajari bagaimana cara kerja SCORE2 sebagai metode prediksi penyakit jantung yang diakui secara ilmiah. Hal ini menunjukkan bahwa pendekatan mereka sangat serius dan tidak hanya asal-asalan demi menyelesaikan kompetisi semata.
KARDIA juga dirancang dengan mempertimbangkan kemudahan pengguna. Dalam uji coba awalnya, sistem ini dapat digunakan oleh siapa saja yang memiliki akses internet dan ingin mengetahui seberapa besar risiko penyakit jantung yang mereka miliki dalam 10 tahun ke depan. Pengguna cukup memasukkan data sederhana seperti usia, jenis kelamin, tekanan darah, kolesterol, hingga apakah mereka memiliki kebiasaan merokok atau tidak. Sistem kemudian akan memproses data tersebut menggunakan metode SCORE2 dan memberikan estimasi risiko secara visual dan mudah dipahami.
Integrasi dengan GEMINI API semakin memperkaya analisis yang diberikan oleh sistem. API ini membantu memberikan konteks tambahan atau saran berbasis data kesehatan yang valid. Hal ini memberikan nilai tambah tersendiri dan membuat KARDIA bukan sekadar alat hitung biasa, tapi benar-benar bisa menjadi teman digital untuk menjaga kesehatan jantung.
Menurut Nazwan, salah satu anggota tim, proses kolaborasi mereka penuh tantangan, terutama saat menyatukan berbagai teknologi yang berbeda dan memastikan hasil akhir tetap stabil. Namun justru dari tantangan itulah mereka belajar banyak, baik dari sisi teknis maupun komunikasi tim.
Harapan ke Depan: Juara Lebih Tinggi dan Berdampak Nyata
Memenangkan kompetisi ini tentu menjadi pengalaman berharga dan motivasi besar. Namun bagi Muhana, Nazwan, dan Berliana, juara kali ini bukanlah akhir dari perjalanan. Mereka bercita-cita membawa KARDIA ke level kejuaraan yang lebih tinggi lagi, sekaligus menjadikannya solusi nyata bagi masyarakat untuk hidup lebih sehat melalui deteksi dini risiko penyakit jantung.
Dengan pencapaian ini, mereka juga berharap bisa mendapatkan dukungan lebih lanjut dari kampus maupun mitra eksternal agar KARDIA dapat dikembangkan menjadi produk yang lebih matang, teruji secara klinis, dan dapat digunakan secara luas oleh masyarakat di berbagai daerah, termasuk pelosok dan wilayah – wilayah minim layanan kesehatan.
Kisah mereka membuktikan bahwa mahasiswa Informatika tak hanya piawai secara teknis, tapi juga mampu menciptakan karya yang bermanfaat bagi publik.
Selamat kepada tim KARDIA! Semoga prestasi ini menjadi inspirasi bagi mahasiswa lainnya untuk terus berinovasi dan memberi dampak positif lewat teknologi.
Leave a Reply