Pengalaman Arfan Menyelesaikan Skripsi dengan Cepat, 2 Kiat ini Bisa Kamu Coba
Ketika aku menjalani proses menyelesaikan skripsi, ada dua hal yang benar-benar membantu aku fokus dan tetap berada di jalur.
Pertama, aku selalu ingat bahwa skripsi harus dikerjakan setiap hari, apa pun yang terjadi. Ini jadi prinsip dasar yang kupegang teguh.
Awalnya memang terasa berat, tapi aku sadar, jika aku ingin skripsi ini selesai tepat waktu, aku harus konsisten. Setiap hari, meskipun hanya sedikit, aku selalu memastikan ada progres.
Entah itu membaca satu paper, menulis satu paragraf, atau mengerjakan bagian kecil dari koding. Yang penting, setiap hari ada yang dikerjakan, walaupun kadang-kadang hanya hal kecil.
Dengan begini, aku bisa menjaga ritme pengerjaan dan tidak merasa terbebani.
Ada satu hal yang benar-benar memotivasiku untuk tetap konsisten: aku selalu membayangkan bagaimana rasanya jika skripsi ini tertunda.
Tugas yang menumpuk dan waktu yang makin sempit membuat aku tidak ingin berada di situasi seperti itu. Makanya, aku selalu berusaha menyelesaikan sedikit demi sedikit, seperti batu bata yang ditumpuk setiap hari sampai akhirnya temboknya jadi.
Kiat kedua yang sangat membantuku adalah memecah skripsi ini menjadi hal-hal yang lebih kecil. Aku sadar kalau aku mencoba mengerjakan semuanya sekaligus, pasti akan terasa berat dan overwhelming.
Jadi, aku mulai membaginya menjadi bagian-bagian kecil yang bisa kuselesaikan satu per satu. Misalnya, aku tidak langsung berpikir soal hasil akhir model machine learning yang ingin kubuat,
tapi memulai dari hal yang paling sederhana, seperti mengumpulkan data, lalu memprosesnya sedikit demi sedikit.
Setiap harinya, aku fokus pada satu tugas kecil. Kadang aku hanya menghabiskan satu hari untuk membaca dan memahami satu paper.
Di hari lain, aku mungkin hanya fokus pada preprocessing data, seperti membersihkan data dari nilai-nilai yang hilang.
Aku sengaja membagi tugas seperti ini karena aku tahu, dengan begitu aku bisa tetap fokus dan tidak merasa stres. Perlahan-lahan, aku bisa melihat hasil nyata dari progres yang kulakukan.
Ketika sudah masuk ke tahap membangun model, aku juga memecahnya menjadi beberapa tahap. Mulai dari mencoba satu algoritma sederhana dulu, mengevaluasi hasilnya, dan baru setelah itu mencoba optimasi.
Dengan cara ini, setiap tugas terasa lebih mudah dihadapi dan tidak terlalu menakutkan.
Akhirnya, ketika semua sudah mendekati tahap akhir, aku tetap konsisten dalam melakukan revisi dan perbaikan. Aku selalu mengambil waktu untuk memperbaiki setiap bagian sesuai feedback dosen pembimbing.
Kadang terasa membosankan, tapi aku tahu, itu semua bagian dari proses untuk memastikan skripsiku siap di ujungnya.
Dengan strategi memecah tugas menjadi bagian kecil dan menjaga konsistensi progres setiap hari, aku bisa menyelesaikan skripsi ini tepat waktu.
Prosesnya memang tidak instan, tapi ketika semua bagian selesai satu per satu, rasanya sangat memuaskan.
Aku belajar bahwa menyelesaikan skripsi bukan tentang berlari cepat, tapi tentang tetap bergerak maju setiap hari.
File Attachments